Salah satu pemain yang cukup melekat dengan skema bawaan mantan pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, adalah Jorginho. Frank Lampard yang kini menjadi suksesor nahkoda asal Italia tersebut berniat memberikan peran baru untuk sang gelandang.
Jorginho banyak mendapat kritikan seiring dengan kekesalan publik terhadap metode bawaan Sarri di sepanjang musim 2018-2019 lalu. Mantan pemain Napoli tersebut dianggap sebagai anak emas Sarri sehingga N’Golo Kante dipaksa memainkan peran lain.
Pada musim panas ini, Jorginho dirumorkan akan mengikuti langkah Maurizio Sarri yang memilih bergabung ke Juventus. Tapi keberadaan Miralem Pjanic dan Emre Can membuat Bianconeri tak tertarik untuk mendaratkan gelandang berumur 27 tahun itu di Turin.
Kini ia harus bekerja dengan Lampard dengan strategi yang tidak begitu familiar dengannya. Bagaimana tidak, ia sudah bermain selama empat tahun di bawah asuhan Sarri. Lampard sendiri berniat ‘menghapus’ sisa-sisa Sarriball dengan memberikan peran baru kepada Jorginho.
“Dia bermain di satu posisi dan sang pelatih telah percaya kepadanya, itu menjadi sesuatu yang sering dibicarakan, mungkin terlalu berlebih,” tutur Lampard seperti yang dikutip dari The Express.
“Tapi saya adalah pelatih baru. Saya punya ide baru. Kami mungkin akan lebih mudah beradaptasi dengan cara kami bermain. Saya mungkin akan meminta beberapa hal yang berbeda dari Jorginho, dari N’Golo Kante, dari Ross Barkley – semuanya,” lanjutnya.
Jorginho sendiri merupakan pemain yang membuat Lampard tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Pelatih berumur 40 tahun tersebut dengan gamblang menyebutkan apa saja yang ia kagumi dari Jorginho, mulai dari teknik serta sikapnya di sesi latihan.
“Jorginho adalah pemain yang fantastis. Satu hal yang membuat saya terkejut padanya, dari bekerja sama dengannya dalam sepekan terakhir, tidak hanya kualitasnya bersama bola, saya sudah melihatnya sejak tahun lalu,” tambahnya.
“Kami semua tahu soal kenyamanannya dengan bola dan keberanian menerima bola di area manapun. Menerima bola di area yang sempit dan mengatasinya di ruang sempit, dan terus melakukannya secara konstan bukanlah hal yang normal,” lanjutnya lagi.
“Tapi sikapnya di latihan itu berkelas. Dia bersuara, berlari, memacu orang di sekitarnya, dia mengangkat orang lain saat merasa bahwa mereka tidak bekerja sesuai dengan yang dia inginkan, Saya senang melihat itu,” tandasnya.