oleh

Ini Rahasia Calvert-Lewin Jadi Striker Tertajam di Liga Inggris

Dominic Calvert-Lewin merupakan salah satu striker paling tajam pada pekan-pekan awal Premier League ini. Gol-golnya membantu Everton memuncaki klasemen sementara dengan empat kemenangan sempurna.

Tercatat, Calvert-Lewin telah mencetak 9 gol dalam 6 pertandingan musim ini, di antaranya sepasang hattrick. Dia merupakan top scorer Premier League sementara bersama Son Heung-Min.

Tentu lonjakan performa Calvert-Lewin ini mengejutkan. Memang kualitasnya mulai terlihat musim lalu, tapi tak ada yang menduga dia bisa sehebat ini.

Nama si pelatih, Carlo Ancelotti, pun ikut disebut dalam pujian untuk Calvert-Lewin. Ancelotti diyakini telah melakukan sesuatu untuk mengembangkan potensi striker 23 tahun itu.

Kini, Calvert-Lewin sendiri mengonfirmasi kebenaran itu. Ancelotti memang membantunya dengan cara khusus, yakni dengan mengenalkan permainan legenda AC Milan, Filipo Inzaghi.

Inzaghi akan terus dikenang sebagai salah satu striker paling unik dalam sejarah sepak bola. Legenda AC Milan ini bukan goalgetter bertubuh besar, bukan juga ahli dribel, tapi dia selalu bisa menjebol gawang lawan.

“Cukup lucu, dia [Ancelotti] mengatakannya terlebih dahulu pada saya sebelum bicara di depan media [soal perbandingan dengan Inzaghi],” buka Calvert-Lewin kepada Goal internasional.

“Saya menonton YouTube soal gol-golnya [Inzaghi] dan saya melihat tayangan kompilasi 15 menit. Banyak gol-golnya datang dengan satu sentuhan dan dia punya pergerakan hebat.”

Setelah mempelajari video-video gol Inzaghi, Calvert-Lewin perlahan-lahan memahami pergerakan-pergerakan remeh yang sebelumnya terabaikan. Itulah yang dia tingkatkan sekarang, dan mungkin karena itulah gol-golnya terus datang.

“Anda selalu bisa belajar dari dia [Inzaghi], saya pun masih belajar sekarang. Carlo membawa dampak positif untuk saya. Di usia saya sekarang, saya berevolusi dan belajar dengan baik,” sambung Calvert-Lewin.

“Saya meningkatkan kualitas beberapa aspek permainan saya. Sebelumnya, saya dinilai terlalu sering bekerja keras jauh dari gawang lawan, sekarang saya bisa berada di posisi yang tepat dan mencetak gol.”

Meski begitu, Calvert-Lewin tidak mau dicap sebagai peniru Inzaghi sepenuhnya. Dia masih bermain seperti dahulu. Masih ada beberapa kemampuan terbaik yang dia pertahankan, bahkan lebih baik.

“Analogi dari Carlo itu [perbandingan dengan Inzaghi] lebih menjlaskan tentang berada di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat, bukan untuk mengatakan saya adalah peniru Inzaghi sepenuhnya,” lanjut Carlvert-Lewin.

“Namun, ada beberapa elemen dari permainan dia yang saya tunjukkan dalam permainan saya, itu adalah kemampuan satu sentuhan dan berada di posisi yang pas untuk mencetak gol,” tutupnya.