oleh

Italia Musti Miliki Jati Diri Dalam Bermain

Italia Musti Miliki Jati Diri Dalam Bermain

7upcash – Kegagalan Timnas Italia menembus sesi paling utama Piala Dunia 2018 pastinya jadi sorotan banyak pihak. Maklum saja, Italia adalah satu diantara negara sepakbola paling besar, dengan raihan empat kali titel juara dunia. Kritik pada Timnas Italia kenyataannya juga datang dari bekas pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi. Italia Musti Miliki Jati Diri Dalam Bermain

Italia Musti Miliki Jati Diri Dalam Bermain

Pria berumur 71 tahun mengungkap bila Timnas Italia mesti mempunyai jati diri sendiri dalam memainkan si kulit bundar. Menurut dia, saat ini Italia sudah kehilangan gaya bermainnya diatas lapangan hijau. Maka dari itu, tim berjuluk Gli Azzurri itu sering kesusahan menuai kemenangan bila bertemu dengan tim yang solid, seperti Timnas Spanyol serta Swedia umpamanya.

“Setelah bertahun-tahun mengaplikasikan sepakbola obskurantisme, Italia mempunyai pekerjaan untuk memberi gayanya sendiri. Intinya dalam soal permainan, tapi juga dengan kultur. Akan tidak pernah mungkin saja sepakbola dikurangi jadi satu kata kerja simpel ‘kemenangan. ’ Oke, kemenangan itu penting. Tetapi, bila Anda menang tanpa ada kelayakan jadi apa guananya? Tak ada, ” ungkap Sacchi, Jumat (23/3/2018).

Selanjutnya, Sacchi juga menjelaskan kalau untuk dapat menjangkau tujuan, yaitu kemenangan, jadi mesti lewat beragam langkah, seperti harmonisasi permainan dan keberanian dalam berlaga. Sacchi seakan menginginkan mendorong sepakbola Italia menuju ke arah baru, sbeuah masa dimana Gli Azzurri dapat bangkit kembali.

Pelatih yang sempat membawa Milan kuasai Eropa itu mengutamakan bila Italia mesti banyak belajar dari kegagalannya menembus Piala Dunia 2018. Ini terang jadi tamparan keras, mengingat selama kurun saat 60 tahun Negeri Pizza tidak sempat tidak hadir dalam gelaran Piala Dunia.

“Target mesti diraih lewat niali-nilai seperti keberanian, keselarasan, serta keindahan. Bila tidak, keberhasilan akan tetap terisolasi, mereka akan tidak berkembang biak. Mereka akan senantiasa jadi peristiwa tunggal serta bukanlah sisi dari satu narasi, ” lanjut Sacchi.

“Pertama-tama ada rencana yang butuh kami mengerti kalau tidak akan sempat ada akhir yang terburuk. Bila kami berfikir kami menjangkau titik paling rendah karena tidak berhasil maju ke Piala Dunia, jadi kami ada di jalur yang salah. Kami mesti memahami beberapa kesalahan kami, karena bila Anda tidak mengerti kekeliruan Anda, jadi Anda bisa jatuh kembali pada dalamnya, ” tutup pelatih kelahiran Fusignano itu.