oleh

Petinggi Persis Gabung NDRC

Petinggi Persis Gabung NDRC, 7upcash – Demi sepak bola Indonesia yang lebih baik, PSSI membentuk dan mengumumkan formasi Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (NDRC) pada hari Selasa, 23 Juli 2019. NDRC merupakan arbitrase khusus sepak bola dan bersifat independen, meski berada di dalam naungan PSSI.

Petinggi Persis Gabung NDRC

NDRC didirikan sebagai bentuk kepedulian bagi sektor sepak bola Indonesia dan merupakan wadah dalam menyelesaikan kasus-kasus yang melibatkan insan sepak bola, termasuk para pemain dan klubnya.

Formasi NDRC dibagi menjadi empat bagian, yaitu Pemangku Kepentingan Internasional (International Stakeholders), Arbitrator NDRC (NDRC Arbitrators), Arbitrator Perwakilan Klub (Club Representative Arbitrators), dan Arbitrator APPI (APPI Arbitrators).

Anggota yang berada di dalam NDRC memiliki latar belakang hukum dan berasal dari Federasi Sepak Bola International atau The Fédération Internationale de Football Association (FIFA), Federasi Pesepakbola Profesional Internasional atau The Fédération Internationale des Associations de Footballeurs Professionnels (FIFPro), serta Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Salah satu anggota dari Club Representative Arbitrators ialah Dedi Marsudi Lawe yang juga menjabat sebagai sekjen Persis Solo.

Dia bersama dengan beberapa perwakilan klub ikut bergabung ke dalam tim NDRC untuk menangani sengketa di sepak bola Indonesia.

Mewakili seluruh anggota di klub, dirinya menyambut positif dengan berdirinya NDRC di bawah naungan PSSI.

Petinggi Persis Gabung NDRC

“Banyak yang diundang, dan kebetulan saya ikut ditunjuk masuk ke dalam klub ini. Selain itu, saya juga mewakili Persis Solo, Arema FC, Persib Bandung serta beberapa klub lainnya.” ungkap Dedi Lawe pada bola.com hari Jumat, 26 Juli 2019.

“Tugas NDRC tidak lain adalah untuk menyelesaikan sengketa di persepakbolaan Indonesia, khususnya para pemain dan klub karena terdapat perwakilan dari APPI juga. Terbentuknya klub ini merupakan hal yang sangat positif bagi masa depan sepak bola Indonesia dalam menuju sebuah industri olahraga.” tambah Dedi.

Dengan latar belakangnya sebagai pengacara, Dedi Lawe mengungkapkan keinginannya untuk membantu persepakbolaan tanah air ke arah yang lebih baik dari sisi hukum.

Dia menjelaskan, hingga saat ini persoalan yang ada di klub masih sering terjadi. Seperti saat menjelang bergulirnya Liga 2 2019, klub PSMS Medan, PSPS Riau, serta Sriwijaya FC masih menunggak gaji para pemainnya.

“Saya ikut juga tidak terlepas dari keprihatinan akan kondisi persepakbolaan Indonesia yang masih banyak terjadi permasalahan antara pemain dengan klub, khususnya tunggakan gaji. Tidak wajar bagi klub profesional apabila sampai harus menunggak gaji para pemain.” ucapnya.

Di samping itu, FIFA menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari empat negara yang diizinkan untuk mendirikan NDRC. Di Asia, hanya ada dua negara yang ditunjuk oleh FIFA untuk membentuk NDRC, yaitu Malaysia dan Indonesia. Dua negara lainnya ialah Kosta Rika dan Slovakia.