Real Madrid Dikatakan Tengah Diambang Kepunahan
7upcash – Real Madrid kembali tidak berhasil mencapai poin penuh saat ditahan imbang Villarreal beberapa waktu lalu, apa ini pertanda turunnya kelas Los Blancos sejak dibiarkan Cristiano Ronaldo? Real Madrid Dikatakan Tengah Diambang Kepunahan
Saat Santi Cazorla cetak gol penyama posisi untuk Villarreal ke gawang Real Madrid, ini seperti tamparan keras buat klub sebesar Los Blancos yang ditahan imbang klub yang ada di zona degradasi.
Sesaat semua pengagum sepak bola dalam dunia tengah melihat pertandingan sengit pada Manchester City versus Liverpool, di waktu yang sama Real Madrid tengah repot berusaha serta hampir tidak cetak poin menantang Villareal yang ada di posisi ke-17 klassemen La Liga.
Ini ialah prestasi jelek paling baru yang menerpa sang raksasa Spanyol, yang saat ini ada dalam tempat ke empat klassemen La Liga, tujuh poin di belakang lawan kekal Barcelona.
Ketidaksamaan gol mereka 7 poin, serta Madrid cuma cetak 26 gol sampai sekarang — dua gol lebih dikit dari team papan tengah Levante serta Celta Vigo. Mungkin lebih jelek dari itu, buat klub yang diketahui menjadi salah satunya team termahal dalam dunia, kondisinya sekarang ialah jika laga menantang Real Madrid tidak lagi mesti dicermati seperti musim lalu.
Semua ini diawali dengan kepergian Cristiano Ronaldo. Kehilangan salah satunya pemain terbaik dalam dunia – yang cetak 44 gol dalam 44 tampilan musim lalu – selalu akan menyakitkan, tapi Real sedikit bertindak semenjak kepergian pembuat gol paling banyak selama hidup mereka.
Transfer masuk klub musim panas ini ialah pembelian elegan untuk posisi penjaga gawang, kenapa Anda memerlukan Thibaut Courtois saat Anda mempunyai Keylor Navas?
Atau yang lebih memusingkan; Mariano Diaz jelas bukan kualitas buat klub level Madrid, serta hanya satu gol dari Diaz dalam 10 tampilan musim ini nampaknya menunjukkan perihal itu.
Mungkin yang sangat mengerikan, presiden Real Madrid Florentino Perez memberikan dana hampir 1 trilyun untuk remaja Brasil Vinícius Júnior, yang sudah tunjukkan kekuatan tapi jelas tidak siap untuk tampil bersama dengan team penting Real Madrid.
Entahlah sebab Perez lihat suatu yang lain pada pemain berumur 18 tahun itu, atau sebab ia ingin pastikan tidak untuk sempat melupakan “Neymar berikutnya”.
Perez rupanya lenih pilih pemain sayap mentah dibanding mencari penambahan pemain pembuat gol yang telah dapat dibuktikan.
Tetapi mungkin rincian itu bukan masalah yang sebetulnya; lagipula, Madrid akan tidak berubah dari klub dengan empat trofi Liga Champions dalam lima tahun jadi klub biasa saja sebab kehilangan satu pemain, bahkan juga pemain sekelas Ronaldo.
Los Blancos masih tetap mempunyai beberapa bintang yang: Marcelo, Raphael Varane, Dani Carvajal, Toni Kroos … daftarnya selalu bersambung. Bahkan juga dengan Gareth Bale yang selalu alami cedera yang sekarang memperoleh cedera waktu menantang Villareal serta akan kehilangan sekurang-kurangnya tiga laga, lalu ada “pemain terbaik di dunia” Luka Modric, Real sekurang-kurangnya mesti cukuplah kompeten untuk tak perlu berusaha keras untuk posisi Liga Champions di klassemen.
Serta itu kembali pada Florentino Perez. Sesudah Zinedine Zidane keluar musim panas lalu, tanggapan Perez ialah mempekerjakan seorang manajer yang tidak disenangi siapa juga serta memberikannya kurang dari 1/2 musim untuk mentransisikan team ke masa baru.
Julen Lopetegui ialah simbol kegagalan paling baru Madrid; waktu jabatannya di Porto membuat jadi orang yang dibenci di mata beberapa simpatisan klub, sementara waktu menjadi kepala timnas Spanyol selesai lewat cara yang lucu di Piala Dunia.
Serta waktu kepemimpinan Lopetegui tidak berjalan lama, Madrid menunjuk Santiago Solari, bekas pemain yang pengalaman manajerial terbaiknya menjadi kepala team B Real Madrid.
Sesaat dia memenangi 11 dari 14 laga pertamanya menjadi manajer di team senior, rekor kemenangan itu termasuk juga kemenangan di Piala Dunia Club. Termasuk juga kekalahan brutal 3-0 dari Eibar di liga, serta beberapa kemenangan tipis 1-0 menantang team dengan level di bawahnya yang membuat simpatisan Real Madrid berdebar.
Saat laga menantang Villareal, Solari selalu tunjukkan minimnya pandangan mengenai langkah mengurus permainan. Dengan timnya yang semakin banyak bertahan, dia berupaya menjaga kelebihan 2-1, Solari ganti Modric di menit ke-64 dengan pemain Uruguay berumur 20 tahun Federico Valverde.
Madrid selalu berusaha untuk menjaga kelebihan, akan tetapi Solari malah akan memutuskan keluarkan pemain kepunyaannya yang sangat ulung; akhirnya … Villareal langsung cetak gol di menit ke-82 untuk memperoleh satu poin.
Ini cuma satu laga, serta bahkan juga satu musim yang jelek bukan akhir dunia buat klub selevel Real Madrid. Mudah-mudahan Los Blancos selekasnya temukan jalannya kembali ke arah kejayaaan!