oleh

Goal Line Technology Membantu Prancis Menang

Goal Line Technology Membantu Prancis Menang

7upcashPertandingan antara Perancis melawan Australia di babak penyisihan Group C Piala Dunia
2018 Sabtu malam buka mata dunia perihal tehnologi garis gawang atau goal line technology
(GLT). Goal Line Technology Membantu Prancis Menang

Goal Line Technology Membantu Prancis Menang

Tehnologi garis gawang menolong tim racikan pelatih Didier Deschamps ini mencapai 3 poin
kemenangan atas Australia, dengan skor akhir 2-1.

Gol penentu kemenangan yang disepak Paul Pogba pada menit ke-81, pernah tentang mistar
gawang, jatuh, lalu memantul kembali serta di tangkap oleh penjaga gawang the Socceroos.

Pogba kelihatannya terlihat tak menganggap bahwa tendangannya ini nyatanya masuk ke
gawang. Tampak dari ekspresinya yg tidak yakin serta lupa lakukan tarian ritualnya waktu
berhasil menjebol gawang lawan.

Tetapi, lewat tehnologi garis gawang, terlihat terang bola itu jatuh ke ruang gawang, saat
sebelum lalu memantul serta di tangkap oleh Penjaga gawang Mathew Ryan.

Tehnologi garis gawang atau GLT juga dikenal dengan arti goal decision sistem atau system
ketentuan gol. Tehnologi itu nampak dilatarbelakangi kondisi susah yang sering berlangsung
untuk memastikan apakah bola telah melalui mistar gawang atau belum saat berlangsung
beberapa masalah spesifik. Karena, dalam beberapa masalah, gol tidak selamanya menggoyang
jaring gawang dengan cara terang.

GLT memakai piranti elektronik untuk memastikan kapan bola betul-betul dengan cara utuh
sudah melalui mistar gawang. IFAB mewajibkan GLT tidak untuk mengganggu jalannya
permainan.

Oleh karenanya, cuma wasit serta hakim garis permainan yang terima tanda di arloji mereka,
bila ada tanda-tanda bola melalui garis gawang. Info itu ditransmisikan kurun waktu satu
detik, untuk meyakinkan dengan cara segera tanggapan dari wasit, hingga tak ada
penghentian atau bentuk masalah lain dalam permainan. Info itu cuma ada untuk beberapa
hakim kompetisi, terkecuali pihak penyelenggara kompetisi mengambil keputusan untuk
menyiarkannya.

Tetapi, lantaran biayanya yang tinggi, GLT cuma dipakai pada beberapa kompetisi di level
yang tinggi, seperti pada liga-liga domestik Eropa, pertandingan internasional paling
utama seperti Piala Dunia Wanita 2015, dan terbaru di Piala Dunia 2018.

Pemakaian GLT juga tak dapat asal-asalan. Ada beberapa hukum serta prasyarat yang perlu
dipenuhi untuk pemakaian GLT. Bahkan juga, hukum permainan mewajibkan wasit menguji system
GLT terlebih dulu saat sebelum kompetisi diawali. Lalu, jika setelah itu diketemukan
kekeliruan, wasit harus serta tak memakai tehnologi itu.

Cuma system yang dinyatakan lulus dalam program pengujian FIFA yang diijinkan digunakan
dalam permainan. Diluar itu, instalasi system GLT yang dipasang di stadion spesifik juga
mesti lulus tes.

Dibanding dengan tehnologi sama di type olah raga lain, GLT didunia sepak bola relatif
masih tetap baru. Tehnologi itu baru dengan cara resmi di setujui oleh Dewan Asosiasi
Sepakbola International (International Football Association Board atau IFAB) pada Juli
2012. Waktu ini, IFAB juga mengamandemen undang-undang permainan untuk mengizinkan, namun
tak mengharuskan pemakaiannya.

Pada awal mulanya, pemakaian GLT pernah menyebabkan pro serta kontra. Pasalnya, pernah ada
asumsi bahwa tehnologi itu untuk menukar peran beberapa hakim garis. Tetapi, maksud
sebenarnya dari tehnologi itu yaitu untuk menolong wasit memutuskan.

Serta, ini dapat dibuktikan pada pertandingan antara Perancis melawan Australia di Stadion
Kazan Arena, Rusia, pada Sabtu (16/7/2018) malam. Tim Ayam Jantan dapat unggul 2-1 atas
Australia serta mengamankan 3 poin untuk melaju ke babak setelah itu Piala Dunia 2018.