Les Herbiers menantang Psg di Final
7upcash – Mungkin saja ini adalah final turnamen domestik paling timpang. PSG yang kaya raya akan bertemu dengan Les Herbiers yang tengah berjuang bertahan di Divisi 3. Les Herbiers menantang Psg di Final
Untuk menggambarkan ketimpangan kedua klub ini dapat diliat dari biaya operasional Les Herbiers. Untuk tahun 2017/2018, Les Herbiers butuh biaya 2 juta euro atau sekitar Rp 33, 472 miliar. Angka itu cuma cukup untuk menggaji Neymar…. sepanjang 16 hari.
Bila PSG telah mengunci gelar juara Liga Prancis, jadi Les Herbies masih tetap susah payah hindari degradasi dari Championnat National. Dalam strata sepakbola Prancis, itu adalah level ketiga sepakbola negara itu.
Bila Les Herbiers turun ke Divisi Empat, jadi mereka akan ada satu pertandingan dengan tim pelapis PSG. Malang buat Herbiers, kans mereka turun kasta begitu besar karena pertandingan tinggal tersisa satu laga lagi.
Sebelum tampil di final tahun ini, prestasi teratas Les Herbiers cuma hingga babak ketiga Piala Prancis. Sementara PSG tidak terkalahkan di 41 laga piala domestik, yang telah mereka catatkan mulai sejak 22 Januari 2014. Demikian diambil dari BBC.
Les Herbiers bermarkas di Stade Massabielle, satu stadion memiliki 5. 000 orang. Sudahpun kandangnya kecil, mereka tidak pernah dapat dukungan penuh dari Kota Les Herbiers. Laga Les Herbiers rata-rata hanya dilihat oleh 1. 500 orang saja.
Untuk dapat sampai ke final serta bertemu dengan PSG, Les Herbiers mesti melalui tujuh babak. Penampilan impresif di Piala Prancis berbanding terbalik dengan performa di liga. Soalnya di selama musim ini mereka baru miliki sembilan kemenangan.
Lalu, adakah kesempatan Les Herbiers menang di final, yang akan dilangsungkan Rabu (9/5/2018) dinihari WIB nanti?
Menurut sejarah, terdapat beberapa momen dimana tim-tim kecil dapat menembus final Piala Prancis. Tapi, tidak satupun dapat cetak sejarah dengan menjungkalkan para raksasa.
Nimes (1996), Amiens (2001) serta Quevilly (2012) yaitu klub-klub Divisi Tiga yang sukses masuk final. Diluar itu ada pula Calais, klub Divisi 4, yang maju ke final tahun 2000. Semua miliki akhir cerita yang sama : kalah.
” Reaksi atas keberhasilan Les Herbiers masuk final benar-benar mengagumkan. Kami miliki sejarah di Prancis waktu tim-tim kecil tampil bagus di ajang ini. Jadi orang-orang menginginkan dongeng setiap tahun. Itulah kenapa orang-orang selalu berikan reaksi positif atas bebrapa kejadian begini. Orang Prancis suka cerita Daud vs Goliath. Jadi ini suatu hal yang besar, ” ungkap jurnalis Prancis, Julien Laurens, pada BBC.
Pertandingan final ini jadi pertaruhan besar untuk Les Herbiers. Di dalam ancaman degradasi ke Divisi 4, mereka ketika bersamaan miliki kesempatan main di Eropa musim depan.