oleh

Ada Dugaan Pencurian Umur Yang Dilakukan Oleh Federasi Futebol Timor Leste

Seolah tak ada kapoknya, Federasi Futebol Timor Leste (FFTL) kembali diterpa kabar pemalsuan dokumen kali ini di ajang Piala AFF U-15 2019.

Timor Leste menjadi sorotan di ajang Piala AFF U-15 2019 karena menjadi pemuncak klasemen sementara Grup A.

Negara dengan jumlah penduduk tak lebih dari 1,3 juta itu belum terkalahkan dalam tiga laga yang telah mereka lakoni.

Tak hanya itu, Timor Leste juga tampil sensasional dengan menghajar Filipina (8-1) serta Myanmar (3-1).

Timnas U-15 Indonesia harus berjuang keras untuk meraih hasil imbang 1-1 ketika berhadapan dengan Timor Leste pada matchday ketiga.

Namun, di balik itu semua, ada dugaan pencurian umur yang dilakukan oleh Federasi Futebol Timor Leste (FFTL) dalam skuat timnas U-15 mereka.

Kapten timnas U-15 Timor Leste, Paulo Domingos Gali da Costa Freitas, disebut-sebut telah melewati batas umur 15 tahun yang disyaratkan.

Laman Transfermarkt menunjukkan bahwa Gali Freitas saat ini telah berusia 22 tahun dan memperkuat klub Timor Leste, SLB Laulara.

Pihak AFF selaku penyelenggara turnamen pun menyatakan bakal melakukan investigasi untuk mencari tahu kebenaran rumor tersebut.

“Pada 29 Juli 2019, AFF mendapat protes dari tim yang berpartisipasi soal kelengkapan dokumen pemain yang tampil di Piala AFF U-15,” bunyi pernyataan di laman AFF.

“Protes dilakukan sesuai yang dicantumkan dalam regulasi Piala AFF U-15 2019. AFF akan melakukan investigasi dan meminta pihak yang terkait bekerja sama untuk mencari fakta dari kabar tersebut,” bunyi lanjutan pernyataan tersebut.

Dilihat dari sejarahnya, ini bukan kali pertama FFTL bermasalah dengan legalitas dokumen pemain timnas Timor Leste.

Timor Leste pernah melakukan hal yang hampir serupa dua tahun yang lalu. Tak tanggung-tanggung, 12 dokumen pemain timnas Timor Leste dipalsukan oleh FFTL!

Federasi sepak bola Asia (AFC) sudah melakukan investigasi sejak 2016 saat Timor Leste tampil di Kualifikasi Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.

Berdasarkan penyelidikan tersebut, AFC menyatakan bahwa Timor Leste terbukti bersalah karena memalsukan dokumen 12 pemain pada Juni 2017.

Para pemain yang lahir di Brasil, didaftarkan sebagai pemain timnas Timor Leste dengan akta kelahiran yang palsu.

“Investigasi tak menemukan validitas dalam kewarganegaraan Timor Leste yang dimiliki oleh para pemain tersebut. Ini menjadi pertanyaan besar untuk otoritas sepak bola Timor Leste,” bunyi pernyataan di laman AFC.

 

Dokumen palsu tersebut juga yang didaftarkan oleh FFTL kepada AFC sebagai syarat mengikuti Kualifikasi Piala Asia 2019.

Akibat pemalsuan dokumen tersebut, timnas Timor Leste dilarang tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023 di China dan total denda sebesar 76.000 dolar Amerika.

Sekretaris Jenderal FFTL, Amandio de Araujo Sarmento, dinyatakan bersalah dan dihukum tak boleh terlibat dalam dunia sepak bola selama tiga tahun.

Seolah deja vu, kasus pemalsuan dokumen juga kembali mengancam timnas Timor Leste pada ajang Piala AFF U-15 2019.

Timor Leste pun terancam pencoretan untuk kedua kalinya apabila AFF memutuskan FFTL bersalah dan terbukti melakukan pencurian umur.