oleh

Bursa, Prediksi dan Skor Akhir Juara EURO 2020

Italia lolos ke babak semifinal usai menang 2-1 atas Belgia pada babak perempat final, Sabtu (3/7/2021) pukul 02.00 WIB.

Adapun Spanyol lebih dulu merengkuh tiket ke empat besar usai menang 5-2 atas Swiss lewat babak penalti sehari sebelumnya.

Kedua tim akan bersua pada laga semifinal di Stadion Wembley, London, pada Rabu (7/7/2021) pukul 02.00 WIB.

Jose Mourinho mengatakan Italia punya kans menang atas Spanyol pada laga ulangan final EURO 2012 tersebut.

“Italia bukan cuma bagus di EURO 2020, tetapi juga sebelumnya. Kombinasi pemain mereka sempurna dan tim mereka bertahan dengan sangat bagus,” kata Mourinho seperti dikutip dari Football Italia.

“Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini bisa bermain dengan mata tertutup karena sudah bermain bertahun-tahun.”

“Sayang sekali mereka kehilangan (Leonardo) Spinazzola karena dia bermain sangat bagus dan Italia pun jadi tak punya pemain yang penting untuk mereka.”

“Di sisi lain, pemain seperti Jorginho memberikan kestabilan. Italia juga punya pemain seperti Nicolo Barella, Marco Verratti, dan Manuel Locatelli.”

“Kendati Ciro Immobile dan Andrea Belotti tak mencetak gol, pemain dari posisi lain bisa mencetak gol,” ujarnya menambahkan.

Pelatih asal Portugal tersebut juga memuji pelatih Gli Azzurri, Roberto Mancini, dan para stafnya.

“Staf teknis mereka lengkap. Mancini dikelilingi orang-orang berpengalaman seperti Gabriele Oriali dan Attilio Lombardo, serta Gianluca Vialli,” ucap Mourinho.

Karena itulah Mourinho yakin Italia bisa melakukan revans. Namun, ia juga tak mau menganggap Spanyol tidak punya kesempatan sama sekali.

“Saya sangat menghormati Spanyol. Menurut saya mereka tak sekuat Italia, tetapi Spanyol berbakat dan punya cara bermain yang bisa menentukan pertandingan sesuai keinginan mereka,” kata Mou.

“Spanyol bisa menyakiti tiap lawan. Contohnya saja pada saat Spanyol dan Italia bertemu. Semua orang memprediksi Italia menang, tetapi nyatanya Spanyol menang 4-0,” tutur Mourinho.

Prediksi Juara EURO 2020

Gelaran Euro 2021 akan segera memasuki babak akhir. Empat negara telah memastikan tempat di babak semi final. Lantas, siapa yang paling berpeluang meraih gelar juara?

Spanyol menjadi negara pertama yang masuk ke 4 besar. Kemudian, disusul Italia yang berhasil mengalahkan Belgia. Denmark dan Inggris lalu menyusul untuk melengkapi kuota di semi final.

Dari keempat negara tersebut harus diakui Inggris menjadi salah satu favorit. Mengacu pada performa mereka selama Piala Eropa 2021, The Three Lions sangat layak diganjar gelar juara.

Harry Kane dan kawan-kawan meraih hasil yang nyaris sempurna. Total 8 gol berhasil mereka lesakkan selama ajang ini.

Hebatnya di sisi lain, gawang Jordan Pickford belum kebobolan dan menjadi satu-satunya negara yang gawangnya masih suci.

Tak kebobolan dalam 5 laga bahkan membuat nama Pickford makin harum. Ia resmi melewati torehan kiper legendaris seperti Gordon Banks yang tak kebobolan di 4 laga Piala Dunia 1966.

Inggris dikatakan nyaris sempurna karena gagal sapu bersih kemenangan meski tak kebobolan. Satu laga yang gagal mereka menangi di Euro 2021 terjadi saat ditahan imbang tanpa gol oleh Skotlandia di matchday 2.

Karena sebab lain, Italia juga bisa disebut nyaris sempurna sepanjang gelaran Euro 2021 ini. Diantara negara tersisa saat ini, Italia menjadi satu-satunya negara yang selalu berhasil meraih kemenangan. Catatan itu juga diimbangi dengan impresifnya performa anak asuh Roberto Mancini.

Total 11 gol telah dibuat Italia dan menjadi capaian terbaik mereka di turnamen besar. Di sisi lain gawang Gianluigi Donnarumma hanya kebobolan 2 gol saja sepanjang turnamen.

Selain itu Italia menjadi tim yang paling banyak melepas tembakan. Total 101 tembakan mereka buat sepanjang turnamen. Dari jumlah tersebut 26 diantaranya menjadi shots on target.

Artinya, 42 persen dari total sepakan ke gawang yang dibuat Italia berhasil berbuah gol. Diantara 4 negara tersisa, raihan Italia tersebut menjadi yang terbaik kedua diantara negara lain.

Inggris mencetak 37 tembakan, 15 on target, atau 53 persen diantaranya menjadi gol. Denmark melepaskan 90 tembakan, 37 tepat ke gawang, atau 29 persennya menjadi gol. Sedangkan Spanyol mendapatkan konversi 31 persen dari 95 tembakan dan 39 diantaranya menjadi gol.

Meski Inggris dan Italia difavoritkan bertemu di final, namun potensi Spanyol dan Denmark tentu tak bisa dilepaskan begitu saja.

Spanyol menjadi negara tertajam sejauh ini dengan koleksi 12 gol. Performa tim asuhan Luis Enrique juga relatif stabil lantaran belum pernah kalah sepanjang turnamen.

Meski, hasil melawan Swiss kemarin tentu membuat Enrique harus melakukan evaluasi tersendiri jelang laga kontra Italia.

Sementara Denmark menjadi kuda hitam tersisa di turnamen kali ini. Performa tim asuhan Kasper Hjulmand terus menanjak seiring berjalannya waktu.

Kalah di 2 laga perdana atas Finlandia dan Belgia, Denmark membuktikan bahwa apapun masih bisa terjadi. Bahkan Denmark kemudian bisa menang telak atas Rusia dan Wales di babak 16 besar.

Kepercayaan diri Denmark semakin tumbuh ketika semalam menang atas Republik Ceko.

Faktor lain yang bisa membuat Denmark berpeluang juara tentunya karena mereka telah berpengalaman melakukannya. Tepatnya pada 1992 lalu ketika mereka juara di Swedia kala mengalahkan Jerman 2-0.